Jumat, 02 Maret 2012

Donwload System Strategi Forex

FAIZUMI INDICATORS
TheSecrethttp://www.blogger.com/img/blank.gif Trend Reversal
PiNkFX
UltimaSecret V1! Free profitable forex trading strategy





Indeks Kekuatan Relatif RSI


Indeks Kekuatan Relatif atau lebih dikenal dengan nama Relative Strength Index (RSI) adalah merupakan suatu osilator yang digunakan dalam analisis teknis untuk menunjukkan kekuatan harga dengan cara membandingkan pergerakan kenaikan dan penurunan harga.

Metode RSI ini diperkenalkan oleh J. Welles Wilder dan diterbitkan pada majalah Commodities Magazine yang sekarang bernama Future Magazine pada bulan Juni 1978 serta dalam bukunya yang berjudul New Concepts in Technical Trading Systems [1], RSI ini menjadi populer penggunaannya oleh karena secara relatif mudah diinterpretasikan.

Istilah "kekuatan relatif" atau relative strength ini juga merujuk pada kekuatan dari suatu saham dalam kaitannya dengan pasar secara keseluruhan atau terhadap sektor usaha saham tersebut. [2] Untuk menghindari kebingungan maka kadang-kadang disebut juga "pembanding kekuatan relatif" (relative strength comparative) yang tidak berhubungan dengan RSI dalam artikel ini.

Perhitungan
Dilakukan perhitungan harian atas suatu perubahan kenaikan harga "U" atau perubahan penurunan harga "D" [3] Misalnya pada suatu hari dimana harga penutupan berada pada posisi lebih tinggi daripada harga kemarin

U = Hargapenutupanhariini − Hargapenutupankemarin
D = 0

Atau sebaliknya pada hari dimana harga turun (catatan: D adalah nilai positif),

U = 0
D = Hargapenutupankemarin − Hargapenutupanhariini

Apabila harga penutupan hari ini an harag penutupan kemarin maka nilai U dan D adalah nol. Nilai rata2 U dihitung berdasarkan exponential moving average" (EMA) atau eksponen pergerakan rata2 dengan menggunakan faktor N-hari demikian pula dengan perhitungan D. Rsio dari nilai rata2 adalah merupakan "kekuatan relatif" ,
RS = { EMA[N] \; dari \; U \over EMA[N] \; dari \; D }
Yang dikonversi menjadi nilai RSI antara 0 dan 100 ,
RSI = 100 - 100 \times { 1 \over 1 + RS }

Ini dapat dpata dirumuskan sebagai berikut :

RSI = 100 \times { EMA[N]\;dari\;U \over (EMA[N]\;dari\;U) + (EMA[N]\;dari\;D) }
Dalam teori, EMA menggunakan nilai tak terbatas dari data lampau. [3
AvgU_{initial} = { U_1 + U_2 + \cdots + U_N \over N }
lalu dilanjutkan dengan formula EMA ,
AvgU_{hari ini} = \alpha \times U_{hari ini} + (1-\alpha) \times AvgU_{kemarin}
(demikian pula dengan cara perhitungan D.)

Interpretasi
Wilder berpendapat bahwa sekuriti dikatakan kelebihan minat beli apabila ia mencapai nilai 70, yang artinya spekulator harus mempertimbangkan untuk menjual . Atau sebaliknya pada kondisi kelebihan minat jual pada nilai 30. Prinsipnya adalah bahwa apabila terdapat proporsi yang tinggi atas pergerakan nilai harian pada satu arah itu menunjukkan pertanda ekstrem, dan harga kemungkinannya akan berbalik arah. Nilai 80 dan 20 biasanya digunakan juga atau dapat juga bervariasi tergantung kondisi pasar misalnya "bullish" ( pasar naik) atau "bearish" ( pasar jatuh)

Gelombang besar dan kejatuhan harga sekuriti akan berpengaruh pada RSI, namun bisa juga merupakan sinyal palsu untuk menjual ataupun membeli. RSI sangat baik apabila digunakan bersama-sama dengan indikator analisis teknikal lainnya.

Pita Bollinger (Bolling Brand)


Grafik Bollinger atau lebih dikenal dengan nama Bollinger Bands adalah merupakan salah satu indikator dalam analisis teknis ( analisis untuk membaca pergerakan pasar melalui grafik) yang ditemukan oleh John Bollinger pada tahun 1980an. Grafik Bolinger ini merupakan pengembangan dari konsep pita perdagangan yang dapat digunakan untuk mengukur batas ketinggian ataupun batas kerendahan dari pada harga saham secara relatif terhadap harga sebelumnya.

Grafik Bollinger terdiri dari :
Garis tengah yang merupakan periode N dari pergerakan sederhana.
Garis atas pada K kali Periode N standar deviasi di atas garis menengah
Garis bawah pada K kali Periode N standar deviasi dibawah garis menengah
Nilai khusus untuk N dan K masing-masing adalah 20 dan 2, respectively.

Penggunaan grafik Bollinger
Grafik Bollinger ini tidak dapat digunakan secara berdiri sendiri tanpa menggunakan indikator lainnya seperti misalnya dengan menggunakan indikator Indeks Kekuatan Relatif atau lebih dikenal dengan nama Relative Strength Index (RSI). Dengan menggunakan grafik Bollinger dengan RSI ini maka dapat diperoleh suatu indikator jual atau beli misalnya :

Apabila RSI di atas angka 80 dan apabila grafik Bollinger menyempit serta harga cenderung mendatar, maka pada kondisi seperti ini apabila RSI membentuk sinyal bearish divergence maka adalah merupakan suatu momentum tepat untuk menjual.
Apabila RSI di dibawah angka 20, dan apabila grafik Bollinger menyempit serta harga cenderung datar, maka pada kondisi ini apabila RSI membentuk bullish divergence maka adalah saat yang baik untuk melakukan pembelian.

Osilator stokastik


Osilator atau pengalun stokastik adalah indikator daya gerak yang digunakan dalam analisis teknis yang diperkenalkan oleh George Lane pada tahun 1950-an, untuk membandingkan harga penutupan suatu komoditi terhadap rentang harga dalam suatu periode tertentu.

Pada dasarnya indikator ini digunakan untuk mengukur kekuatan relatif dari harga terakhir terhadap rentang harga tertinggi dan harga terendah selama periode rentang waktu yang kita inginkan.

Indikator ini biasanya dihitung dengan rumusan sebagai berikut :

STS = 100 \frac{harga penutupan - harga terendah}{harga tertinggi - harga terendah}

dan dapat dikembangkan dengan mengubah periode waktu yang digunakan dalam perhitungan harga tertinggi dan terendah

Pemikiran yang melatar belakangi indikator ini adalah kecenderungan harga untuk mendekati harga tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya pada saat nilai pasar naik (bullish) dan mendekati nilai terendah yang pernah dicapai sebelumnya pada saat nilai pasar menurun (bearish). Sinyal transaksi dapat ditentukan saat osilator stochastic memotong garis pergerakan rata-rata (moving average).

Dua indikator osilator stochastic biasanya digunakan untuk menghitung variasi pergerakan harga kedepan, yaitu suatu stochastic cepat (%K) dan sochastic lambat (%D). Perbandingan dari statistik ini adalah merupakan suatu indikator kecepatan yang bagus guna menentukan pada harga berapakah perubahan akan terjadi . Stochastic cepat atau %K adalah sama dengan Williams %R, dengan menggunakan skala 0 hingga 100 dan bukannya -100 ke 0, tetapi terminologi keduanya tetap berbeda .[1]

Stochastic cepat atau juga biasa disebut Stoch %K menggunakan cara perhitungan rasio sebagai berikut :

\%K = { HP_{hari ini} - Terendah_{terendah N-hari} \over HT_{tertinggi N-Hari} - Terendah_{terendah N-hari} } \times 100

HP=Harga penutupan
Terendah=harga terendah

Biasanya nilai "N" yang digunakan adalah 14 hari namun ini dapat saja bervariasi. Apabila harga penutupan saat ini adalah merupakan harga yang terendah dalam N-hari terakhir, nilai %K adalah 0, dan apabila harga penutupan saat ini adalah merupakan harga tertinggi dalam N-hari terakhir maka nilai %K=100.

Stochastic oscillator lambat atau juga disebut Stoch %D menggunakan perhitungan pergerakan harga sederhana dari statistik Stoch %K melintasi periode s periods . Biasanya s=3:

\%D = SMA_3 \; dari \; \%K

atau lebih umum digunakan:

\%D_n = {\sum_{k=0}^s \frac{%K_{n-k}}{s}}.

Rentang osilator %K dan %D adalah dari 0 hinga 100 dan seringkali dinyatakan dalam bentuk tanda garis. Tingkat yang mendekati ekstrem adalah 100 dan 0, baik bagi %K maupun %D, mengindikasikan kekuatan atau kelemahan yang disebabkan oleh karena terbentuknya harga atau mendekati harga tertinggi atau terendah baru dalam N-hari.

Terdapat dua jenis metode yang terkenal untuk menggunakan indikator %K dan %D dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham. Metode pertama adalah menggunakan perlintasan dari sinyal %K dan %D dan metode kedua adalah menggunakan asumsi bahwa %K dan %D terombang-ambing (oscillate) dalam melakukan keputusan beli dan jual .[2]

Pada metode pertama, %D berlaku sebagai pemicu atau garis sinyal untuk %K. Sinyal beli akan diperoleh sewaktu %K memotong keatas melintasi %D, ataupun sebaliknya dengan sinyal jual yang akan diperoleh ketika %K memotong kebawah melintasi %D.[2] Perlintasan tersebut dapat saja terjadi dengan amat sering dan untuk menghindari sinyal palsu maka sebaiknya ditunggu terjadinya suatu lintasan yang bersamaan dengan indikasi kelebihan minat beli (overbought) ataupun kelebihan minat jual (oversold) ataupun hanya pada saat terjadinya puncak atau menembus garis %D. [1] Apabila volatilitas harga amat tinggi, maka dapat digunakan pergerakan rata-rata yang sederhana dari indikator Stoch %D

Pada metode kedua, beberapa analis memperdebatkan bahwa %K atau %D pada tingkat diatas 80 dan dibawah 20 dapat diartikan sebagai kelebihan minat jual ataupun beli. Dalam teori bahwa harga terombang-ambing (oscillate) , kebanyakan analis termasuk juga George Lane, merekomendasikan untuk melakukan pembelian atau penjualan saat terjadinya pembalikan arah .[2][1] Atau dengan kata lain, pembelian atau penjualan dapat dilakukan setelah terjadinya sedikit pergerakan kearah balik, misalnya apabila indikator bergerak keatas angka 80 maka investor harus menunggu hingga indikator berada sedikit dibawah 80 untuk melakukan pnjualan ( sinyal jual).

Indicator MACD


MACD adalah singkatan dari Moving Average Convergence / Divergence ( rata-rata pergerakan konverjensi / perbedaan), yang merupakan suatu indikator dari analisis teknis yang diciptakan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an. MACD adalah indikator untuk kelebihan beli atau kelebihan jual dengan melihat hubungan antara MA (moving average=rata-rata pergerakan) jangka panjang dan pendek. Garis MACD adalah selisih dari 2 MA di atas. Garis kedua yaitu garis tanda adalah MA jangka pendek dari garis MACD.

MACD menunjukkan perbedaan antara eksponensial pergerakan rata-rata (exponential moving average yang biasa disingkat "EMA") yang cepat dan lambat dari harga penutupan. Beberapa pengembangan telah dilakukan atas MACD selama bertahun-tahun namun masih menyisakan masalah kelambatan pada indikatornya, sehingga sering dikritik atas kegagalannya dalam menanggapi kondisi pasar yang lemah ataupun bergejolak. [1] Sejak runtuhnya pasar "dot-com" pada tahun 2000, kebanyakan strategi tidak lagi merekomendasikan penggunaan MACD sebagai metode utama dalam melakukan analisis namun hanya digunakan sebagai alat pemantau belaka. Periode standar yang disarankan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an adalah dengan menggunakan periode 12 dan 26 hari:

MACD = EMA[12]\,dari\,harga - EMA[26]\,dari\,harga

Garis yang menjadi sinyal atau garis pemicu adalah terbentuk dengan memperhalus rumusan tersebut dengan is then formed by smoothing this with a further EMA. The standard period for this is 9 days,

sinyal = EMA[9]\,dari\,MACD

Perbedaan antara MACD dan garis sinyal seringkali dihitung dan dinyatakan tidak dalam bentuk garis tetapi dalam bentuk histogram kotak berisi. Konstruksi ini dibuat oleh Thomas Aspray pada tahun 1986. Cara perhitungannya :

histogram = MACD − sinyal

Pada contoh grafik di atas, menunjukkan ketiganya secara bersamaan. Grafik yang atas adalah harga, grafik yang bawah memiliki garis MACD dalam warna biru dan garis sinyal dalam warna merah dan yang berwarna putih dalam bentuk histogram merupakan perbedaan antara keduanya.

Rangakaian periode dari nilai rata-rata tersebut biasanya ditulis seperti 12,26,9, dan dapat bervariasi. Appel dan analis lainnya telah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi.
MACD merupakan indikator pengikut gejala (trend following)dan dirancang untuk mengindentifikasi perubahan gejala (tren) , dan umumnya tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam kondisi pasar yang bergejolak. Tiga bentuk dari sinyal perdagangan dapat diperoleh yaitu :

Garis MACD yang melintasi garis sinyal.
Garis MACD yang melintasi nol.
Perbedaan antara harga dan tingkat MACD.

Perlintasan sinyal adalah merupakan aturan perdagangan biasa dimana ini adalah merupakan sinyal beli apabila MACD melintas keatas menembus garis sinyal atau menjadi sinyal jual apabila MACD melintas kebawah. Perlintasan ini dapat sering terjadi sehingga penelitian lainnya harus dilakukan guna memastikan sinyal beli dan jual.

Histogram menunjukkan saat terjadi perlintasan, sewaktu garis MACD melintasi menembus angka nol pada histogram maka dapat dikatakan bahwa MACD telah menembus garis sinyal. Histogram ini juga dapat membantu pencerminan sewaktu dua garis datang bersamaan. Keduanya mungkin tetap timbul tapi datangnya bersamaan, sehingga histogram yang jatuh dapat menjadi pertanda bahwa terjadinya perlintasan bisa saja mendekati.

Perbedaan positif antara MACD dan harga timbul sewaktu harga membentuk suatu harga jual terendah baru, tetapi MACD tidak membentuk suatu titik rendah yang baru. Ini dapat diartikan bahwa pasar cenderung naik ( bullish) dimana gejala penurunan sudah mendekati. Perbedaan negatif adalah serupa , dimana harga beranjak naik namun MACD tidak naik setinggi sebelumnya maka ini diartikan bahwa pasar jatuh (bearish).

Direkomendasikan untuk menggunakan MACD pada skala mingguan sebelum melihatnya dalam skala harian guna menghindari dilakukannya perdagangan jangka pendek terhadap arah pada gejala jangaka menengah.

Strategi Forex sibego TF H4


Teima kasih buat Forum forum ang telah menshare indikator indikator terbaik, sehingga saya memodifikasi beberapa indikator menjadi sebuah strategi forex, untuk strategi ini sangat saya anjurkan di TF H4 untuk aturanna lihat gambar di atas, gnakanlah MM yang bijak